Assalamu’alaikum
Wr Wb
Menjadi
sukses adalah baik, menjadi bahagia adalah jauh lebih baik. Dan kita akan
mengkaji lebih dalam lagi tentang YAKIN TANPA TAPI.
Dalam
kehidupan, kita sering dihadapkan pada
ketidak percayaan orang terhadap diri sendiri, contohnya pada saat kita
melakukan bisnis gagal melakukan transaksi ketika orang tidak percaya kepada
kita, dalam mencoba mencari pasangan hidup gagal karna pasangan kita tidak
percaya terhadap kita, atau setelah kita berkeluarga dan anak kita merasa tidak
percaya lagi dengan orang tuanya. Ketidak percayaan ini lama-kelamaan akan
menumpuk menjadi sebuah ketidak yakinan dan hati-hati ketika orang tidak yakin
kepada kita maka itu akan berdampak pada cara orang lain menilai kita juga akan
negative.
Semuanya itu
berawal dari positive belive bukan sekedar positive thinking, kenapa demikian?
Karena kalau positive thinking itu sentralnya ada dipikiran, tapi kalo kita
bicara positive belive itu sentralnya ada dalam hati. Nah, mana yang penting,
pikiran atau hati ? kalau boleh pinjam istilah ulama besar pernah mengatakan
bahwa “ Hatilah yang lebih penting, dia ibarat raja dari sebuah kerajaan, dia
adalah sebuah pimpinan dari semua anggota tubuh kita ” kenapa ulama mengatakan
demikian, karena hati merupakan pusatnya mengambil keputusan, pusatnya
kebijaksanaan, pusatnya perubahan. Jadi kalau kita ingin merubah seseorang atau
ingin orang lain berubah atas apa yang kita sampaikan, kita ingin orang lain
bijaksanan dan kita ingin orang lain memutuskan dengan baik dan tepat, maka
pusatnya adalah di HATI.
Untuk
membangun kekuatan dalam hati, ini dibutuhkan satu nilai yang mengikat namanya
belive (yakin) dan yakin itu sebenarnya adalah bentuk lain dari sebuah
keimanan, maka apabila seseorang memiliki namanya positive belive jauh lebih
power full dan jauh lebih kuat dibandingkan sekedar positif thinking. Maka
mulailah segala sesuatu itu dari positif belive. kalau kita meyakini dengan
positif maka sifat kitapun akan positif, mengambil keputusanpun kita akan
positive, sehingga kita akan punya pribadi yang berpengaruh dengan lingkungan
kita, rumah tangga kita, pekerjaan kita, dan karir kita.
Lantas
keyakinan apa yang harus kita bangun? Keyakinan 100% (keyakinan total) total
belive, bukan keyakinan setengah-setengah, 50% yakin 50% tidak dan itu berarti
anda tidak yakin sepenuhnya artinya masih ragu-ragu. Keyakinan 100% itu adalah
keyakinan yang tidak ada unsure keragu-raguan atau tidak ada celah untuk
ragu-ragu. (kosongkan keraguan full dengan keyakinan) sehingga tindakan kita
akan lebih mantab, sikap kita lebih tegas, prinsif kita lebih kuat diberbagai
situasi dan kondisi kita. Nah, bagaimana sekarang kita membangun keyakinan, ada
tahapan-tahapan sbb :
1.
Keyakinan
berawal dari sebuah MINAT (saya tidak bisa yakin kepada anda kalau saya tidak
mulai dengan saya punya Minat dengan anda)
2.
Setelah
Minat ada PERHATIAN (kalau saya minat dengan 1 barang maka saya harus perhatian
cukup pada barang tsb)
3.
Perhatian
aja tidak cukup, kita harus mengimbanginya dengan GAIRAH, sisipkan ambisi(positif)
dan itu hal yang dianjurkan.
4.
Setelah
Gairah baru kita tanamkan yang namanya PERCAYA, namun percaya ini blm final,
karena ketika orang itu percaya belum tentu yakin, Contohnya bedanya percaya
dengan yakin, anda sedang menghadiri sebuah pertunjukan sirkus ada orang yang
sedang menaiki sepeda dengan roda satu, lewat pada sebuah kawat baja dan karena
atraksi si sirkus ini sudah sering berlatih, dia mencoba untuk melewati dari
satu tempat keempat yang lain melalui kawat baja tadi dengan sepeda satu roda
dan dia mulai mengayuh, menurut anda, apakah anda percaya dia bisa sampai
dengan selamat ditempat seberang, saya yakin anda pasti percaya, kemudian
setelah diujung dia balik lagi kesini(awal) tapi dia bawa orang diatas
pundaknya dan melakukan hal yang sama, apakah anda percaya dia bisa lolos dan
selamat sampai diseberang, sekali lagi anda percaya, pada atraksi yang ketiga,
dia menambah lagi temannya lagi diatas dua, dia lewati tempat yang sama dikawat
baja itu, apakah anda percaya dia akan selamat sampai diseberang? Ia anda pasti
percaya. Di atraksi yang terakhir, klimaksnya dia menatap kepada penonton
siapakah para penonton yang siap berada diatas pundak saya menjadi orang yang ketiga,
tidak ada satupun penonton yang mau, padahal mereka tadi percaya, nah ini bedanya,
para penonton tadi percaya tapi belum yakin, kalau yakin iyalah ada
keterlibatan bukan sekedar menjadi observer/penonton.
Kesimpulan
dan saran :
1.
Kalau
kita yakin pada Allah, kita tidak bisa hanya sekedar menonton atau
mengamat-ngamati sama hati kita, kita harus terlibat didalamnya, larut
didalamnya, menyatu didalamnya, sholat kita, sujud kita, berpuasanya kita,
sedekahnya kita, bekerjanya kita, dan itu semua larut dan menyatu, itulah yang
disebut positif belive
2.
Dan
kita yakin bahwasanya positif belive akan menjadi daya tarik yang sangat besar
bagi datangnya rejeki yang sangat besar dan barokah bagi kita yang meyakini hal
tersebut.
3.
Mari
kita mulai pagi ini dengan satu positif belive, dan insyAllah akan melahirkan
positif Action dan rejeki kitapun akan positif, dan terakhir Menjadi sukses
adalah baik, menjadi bahagia adalah jauh lebih baik. Dan kebahagian terletak
pada Hati yang bersih.
Terimakasih (Wassalam’)
#BO
Creative Motivation