Belalang, Panganan Halal dengan Aneka Olahan



Makan belalang? Jiji? Enak kok, bila telah diolah. Bisa digoreng, dibacem, bahkan bisa diolah menjadi panganan berupa mie dan bakso. Di beberapa negara bahkan diolah menjadi cake dan pizza. Yummy juga ternyata. Bagaimana Islam melihat pangan dari belalang ini?
 
Belalang adalah serangga herbivora dari subordo Caelifera dalam ordo Orthoptera. Belalang termasuk salah satu dari dua hewan yang apabila telah terlebih dahulu mati dihalalkan untuk dimakan, bersama ikan. Belalang termasuk dalam binatang yang dikecualikan oleh syariat Islam dari kategori bangkai. 
 
Binatang ini halal sebagaimana terdapat dalil dari hadits Nabi SAW.
“Kami dihalalkan dua bangkai dan darah. Adapun dua bangkai tersebut adalah ikan dan belalang. Sedangkan dua darah tersebut adalah hati dan limpa.”  (HR. Ahmad 2:97 dan Ibnu Majah no. 3314. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
 
Diriwayatkan dari sahabat Abdullah bin Abi Aufaz bahwa ia berkata,
“Kami berperang bersama Rasulullah dan dalam tujuh kali peperangan, kami makan belalang.” (HR. Muslim no. 1952).
 


Belalang jika mati dengan sendirinya, sudahlah halal sehingga tidak butuh penyembelihan khusus karena bangkainya saja suci.
 
Imam Nawawi berkata,
“Ikan dan belalang itu halal dimakan walau tidak lewat proses penyembelihan.” Lalu beliau rahimahullah berkata, “Dan tidak mungkin berdasarkan kebiasaan untuk menyembelih ikan dan belalang, maka penyembelihan keduanya tidak diperlukan.” (Al Majmu’, 9: 72)
 
Bila ditilik lebih lanjut ternyata kandungan protein pada tepung belalang Oxya sp. adalah 73.9% 20 g sampel. Sedangkan tepung belalang Valanga sp. mengandung protein sebesar 77.5% per 20 g sampel (Sawal et al. 2004).  
 
Selain itu, penelitian Sutrisno Koswara seorang Staf pengajar Ilmu dan teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor menunjukkan bahwa kandungan protein pada belalang adalah 40% sampai 60% dan kandungan lemak 10% sampai 15% per gram (Koswara 1999). 
 
Kandungan tersebut cukup tinggi bila dibandingkan dengan kandungan protein pada makanan berprotein lain seperti udang segar (21%), daging sapi (18,8%), daging ayam (18,2%), telur ayam (12,8%), dan susu segar sapi yang hanya (3,2%) kandungan proteinnya (Eddy 2006).
 
Di Indonesia tepatnya di Kecamatan Wonosari, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta belalang merupakan makanan khas yang biasa di konsumsi. Selain di Gunungkidul, daerah lain di Indonesia yang biasa mengonsumsi belalang sebagai makanan sehari-hari adalah Pacitan, Wonogiri, Klaten,dan Nusa Tenggara (Anonim 2011).


 
Belalang tidak hanya diolah sebagai makanan yang digoreng atau dibacem, tetapi bisa juga menjadi mie. Mie belalang yang diolah oleh mahasiswa Fakultas MIPA dan Fakultas Ilmu Sosial Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) tersebut merupakan mie basah yang disajikan seperti mie ayam maupun mie basah lainnya (Lena 2010). Selain itu, Sawal et al. (2004) mengolah tepung belalang menjadi gorengan (rempeyek) dan kuliner yang tidak asing di lidah orang Indonesia yaitu bakso.
 
Di Ethiopia, belalang ditumbuk dan direbus dengan susu, atau dikeringkan dan digiling menjadi tepung. Tepung belalang ini kemudian dicampur dengan minyak sayur dan dipanggang sehingga menghasilkan makanan sejenis cake (Koswara 1999). Sedangkan di belahan dunia lain yaitu di Thailand, Mexico, Uganda dan beberapa negara Afrika dan Timur Tengah belalang biasa dimakan sebagai snack (Anonim 2011). 
 
Di Zimbabwe, belalang yang telah direbus kemudian dikeringkan. Belalang tersebut lalu dimasak dengan bawang merah, tomat dan hancuran kacang tanah berbumbu (Koswara 1999). Sementara itu, di Australia tepatnya di Victoria belalang disajikan sebagai menu yang sangat unik yaitu disajikan dalam bentuk pizza (Anonim 2011). (ardydii.wordpress.com/surgaserangga.blogspot.com)
 

0 comments: